Inspirasi Indonesia, Cerdas Berkualitas

Harga Daging Sapi Mahal, Pendagang Sasar Stok Sapi Peternak Gunung

NARASINUSANTARA.COM, BATULICIN – Harga daging sapi di pasaran masih tinggi, para pedagang tidak berani menurunkan harga jual daging ke konsumen.

Tak hanya harga cabai yang semakin pedas di kalangan masyarakat, saat ini pun harga daging tidak kunjung turun harga, sejak perayaan besar Natal di Desember 2022 dan seminggu setelah perayaan Tahun Baru 2023.

Kosumsi daging di masyarakat, khususnya Kabupaten Tanah Bumbu tergolong diminati/tinggi pembeli. Hal tersebut membuat para pedagang kelabakan harus memutar otak untuk mencari pasokan daging sapi.

Pasalnya pedagang mengeluhkan, belum adanya kiriman sapi yang datang dari luar pulau seperti dari pulau Sulawesi dan pulau Madura.

“Daging sapi masih kami jual tinggi dan belum ada turun harga sejak akhir tahun kemaren, di harga jual pasaran Rp. 160 ribu per kilogram, soalnya belum ada masuk kiriman sapi dari pulau Sulawesi maupun pulau Madura. Sapi yang kami beli dari seberang pulau adalah jenis Sapi Bali. Dari pihak pemerintah daerah belum mengijinkan kiriman sapi masuk, kemungkinan karena wabah yang sempat menjalar pada mulut dan kuku sapi,“ ujar salah satu padagang daging sapi di toko H Entang Kecamatan Simpang Empat. Senin (9/1/2023) siang.

Kondisi ini disampaikan oleh para pedagang daging, terkait harga daging yang mahal di pasaran, karena mereka harus berburu ke peternak sapi yang ada di gunung, menyusuri wilayah dan mencari pasokan sapi untuk di jual di pasaran. Deretan 3 toko penjual daging sapi di Kec. Simpang Empat, hanya mampu mendapatkan 1 ekor sapi untuk di jual ke pelanggan, biasanya mereka menghabiskan stok 2-3 ekor sapi dalam sehari.

“Para pembeli mau tidak mau, mereka tetap membeli dengan harga yang di patok oleh pedagang, karena kami mendapati harga sapi sudah tinggi dari peternak sapi di gunung, biasanya kami tidak pernah mencari ke gunung dan hanya menunggu kiriman datang, karena stok kosong jadi kami para pedagang berinisiatif mencari sapi di wilayah gunung, oleh karena kondisi yang tidak biasa ini, para peternak justru mengambil kesempatan dengan membandrol harga yang tinggi, mau tidak mau dari kami ikut aturan main jual daging dengan harga yang tinggi juga, sedangkan minat pembeli daging di pasaran cukup tinggi setiap harinya,” beber nya.

“Di toko kami hanya memotong sapi jenis jantan, sehari 1 ekor, di toko sebelah kami bahkan biasanya ludes 2-3 ekor sapi, namun dengan kondisi sekarang mereka hanya mampu mendapatkan 1 ekor sapi masing-masing penjual, bahkan yang biasanya tidak memotong sapi jenis betina karena kepepet pasokan daging sampai harus memotong sapi jenis betina, dari pada diperanakkan (perkembang biakkan), karena kondisi sulit mencari sapi. Sedangkan dari pemerintah daerah sempat ada turun himbauan terkait wabah sapi ini,” lanjutnya.

Pelaku usaha sapi maupun penjual daging pun menyampaikan harapan, agar kiranya Pemerintah Kabupaten Tanah Bumbu (Pemkab Tanbu), bisa mengatasi kondisi ini secepatnya, pasalnya hal ini dinilai menyulitkan bagi para pedagang maupun masyarakat sebagai konsumen daging sapi.

Tak hanya itu, tim media juga mensurvey harga daging ayam di pasar tradisional Kecamatan Simpang Empat, untuk harga daging ayam juga masih tinggi pada harga jual tergantung ukuran per ekornya, di bandrol harga Rp. 40 ribu hingga Rp. 55 ribu per ekor.

Menanggapi hal ini, Dinas Koperasi Usaha Mikro Perdagangan dan Perindustrian (DKUMP2) Tanbu mengatakan, meski stok bahan baku lain di harga standar dan sudah stabil kembali, namun seperti informasi stok daging sapi maupun ayam pihaknya menyerahkan ke dinas terkait.

“Untuk stok bahan sembako harga sudah stabil dan stok terbilang aman dalam pantauan kami, sedangkan untuk stok daging informasi lebih lanjut pihak Dinas Peternakan yang lebih mengetahui,” ungkap Kepala Dinas Koperasi Usaha Mikro Perdagangan dan Perindustrian (DKUMP2) Tanbu, Deny Hariyanto melalui Kabid Perdagangan dan Metrologi, H Hery. (narasinusantara.com/Aaron)

Tinggalkan pesan

Alamat email anda tidak akan ditampilkan.